Ads 120 X 160px

Minggu, 13 Juni 2010

Mengapa Islam Melarang Visualisasi Nabi Muhammad SAW ?

Mengapa Islam Melarang Visualisasi Nabi Muhammad SAW ? Setelah aksi ribut – ribut di situs jejaring sosial Facebook tentang perlombaan membuat kartun Nabi Muhammad yang berakibat ditutupnya akses situs jejaring sosial tersebut di Pakistan. Belum selesai kasus tersebut, kemudian muncul pula kasus baru, yaitu penayangan karikatur Nabi Muhammad SAW pada koran di Afrika Selatan.

Sebelumnya, di beberapa negara di Eropa dan bangsa – bangsa predator lainnya telah berkali – kali melakukan hal serupa. Dan tentunya akan terus berulang dikemudian hari, karena sampai saat ini, negara yang merupakan institusi resmi yang menaungi para pelakunya masih memberi perlindungan dengan dalil kebebasan berekspresi dan Hak Azazi Manusia ( HAM )

Sebelum fenomena tersebut berkembang ke arah yang lebih jauh, yang pasti tidak akan lebih baik bagi mereka, perlu diketahui bahwa, Rasulullah Muhammad SAW adalah sosok agung yang sangat dimuliakan oleh para pengikutnya karena disamping sebagai seorang Nabi, Rasulullah Muhammad SAW adalah juga seorang Rasul terakhir yang diutus Allah SWT di muka bumi ini dengan syariat ajaran Islam sebagai ajaran tauhid yang sempurna dan telah disempurnakan Allah SWT untuk seluruh umat manusia sampai akhir zaman nantinya.

Sebagai panutan, Seluruh sikap dan perilaku hidup dan kehidupan Rasulullah Muhammad SAW merupakan acuan dan referensi bagi seluruh umat manusia yang mengimani martabat kenabian dan kerasulan yang telah dimuliakan Allah SWT terhadap beliau merupakan sebuah kehormatan dan penghargaan yang sangat tinggi bagi manusia dan kemanusiaan, karena dalam diri Rasulullah itu terdapat contoh dan suri tauladan yang baik, sehingga tidak ada cara dan metoda yang bisa dilakukan oleh umat manusia agar hidup yang dijalaninya menjadi lebih baik dan bertambah baik selain dari mengacu kepada akhlak yang telah diajarkan Rasulullah Muhammad SAW melalui contoh sikap dan perilaku kesehariannya.

Ketika sosok yang martabat kemuliaannya telah dianggkat dengan sangat tinggi oleh Allah SWT, Tuhan Rab Al ‘Alamin disentuh dengan cara – cara yang rendah yang bisa merendahkan kemuliaan itu, maka akan sama artinya dengan merendah harkat dan martabat kemuliaan manusia itu sendiri yang telah dilebihkan Allah SWT dari pada makhluk – makhluk ciptan-Nya yang lain

1. Islam Melarang Visualisasi Nabi Muhammad SAW Karena Tidak Ingin Mengulangi Tragedi Yang Telah Menimpa Yesus Kristus

Sejarah sudah mencatat, ketika umat manusia dengan kesombongan dan kebodohannya telah mencoba menampilkan sosok Nabi Isa AS yang dari kalangan umat Kristen diyakini sebagai Yesus Kristus Sang Juru Selamat dalam bentuk visual atau gambar dan patung yang nyata, maka ketika itu nafsu dan keserakahan telah memaksa keimanan untuk tunduk dan patuh pada imajinasi dan pemikiran manusia yang serba terbatas

Setiap orang, melalui imajinasinya sendiri – sendiri mencoba menggambarkan sosokYesus Kristus yang kebenarannya diyakini oleh akalnya dalam berbagai bentuk yang masing – masingnya berbeda pada setiap orang seperti gambar berikut :

http://www.voa-islam.com/photos/yesus-disalib.jpg

http://www.voa-islam.com/photos/yesus-4.jpg

http://www.voa-islam.com/photos/yesus-1.jpg

Dari gambar – gambar yang diyakini sebagai wajah Yesus Kristus di atas, tentunyakita sudah tidak bisa lagi membedakan atau menentukan mana wajah Yesus Kristus yang asli dan mana wajah Yesus Kristus yang palsu, karena memang tidak ada bukti yang bisa dijadikan tolak ukur atau acuan untuk memberikan keputusan atas keaslian dan kecocokan gambar – gambar tersebut dengan wajah asli dari Yesus Kristus.

Akibatnya, tidak tertutup kemungkinannya dikemudian hari akan ada wajah – wajahYesus Kristus yang lain dalam fose dan yang mungkin lebih baik dari pada yang sudah ada sekarang atau bahkan mungkin bisa lebih buruk lagi apabila dibuat oleh orang yang mempunyai imajinasi yang buruk tentang Yesus Kristus atau selanjutnyaYesus Kristus yang seharusnya dimuliakan oleh pengikutnya bisa saja tampil dalamwajah lucu Yesus Kristus yang menggemaskan atau Yesus Kristus tampil seronok dalam fose bugil yang menghinakan dan merendahkan martabat kemuliaanya. Selanjutnya, manusia yang mempercayai Yesus Kristus sebagaiJuru Selamat hanya bisa diam dan tidak bisa berbuat apa – apa, karena memang tidak ada yang pernah tahu seperti apa wajah asli Yesus Kristus itu yang sesungguhnya.

Tentunya tragedi yang telah menimpa sosok Yesus Kristus tersebut tidak harus terulang kembali pada sosok Mulia Rasulullah Muhammad SAW. Orang buta saja tidak mau dia terperososk dua kali ke dalam lubang yang sama, sehingga apabila ada orang yang terperosok kedalam lubang yang sama untuk kedua kalinya berarti dia lebih buta dari pada orang buta.

Penolakan Islam terhadap penggambaran atau visualisasi Rasulullah Muhammad SAW dalam bentuk gambar atau patung atau apapun yang sejenis dengan itu, merupakan suatu upaya agar umat manusia tidak terjebak kembali dalam kebodohan yang sama ketika telah mencoba menampilkan sosokYesus Kristus dalam visualisasi liar yang bisa saja dikemudian hari berkembang lebih jauh dalam konsep yang lebih kelam.

Cukuplah sampai dengan ajaran agama Kristen saja yang hancur karena dihancurkan oleh pengikutnya sendiri. Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehancuran yang telah dialami oleh agama Kristen adalah benar – benar kehancuran yang maha dasyat. Salah satu sendi keyakinan yaitu percaya dan yakin kepada yang telah diutus membawa dan menyiarkan kebenaran ajaran tersebut telah dirusak sendiri oleh pengikutnya, sehingga kehancuran tersebut sudah tidak bisa diperbaiki dan ditata kembali.

Dengan Rahmat dan Hidayah-Nya, Allah SWT telah berkenan mengganti tatanan keyakinan agama Nasrani atau agama Kristen yang telah hancur lebur tersebut dengan tatanan baru yang benar – benar benar yaitu syariat Islam sebagai agama tauhid terakhir dengan masa berlaku sampai akhir zaman nantinya. Tidak ada lagi syariat agama setelah agama Islam diturunkan, sehingga merusaknya berati sama saja dengan menghancurkan hidup dan kehidupan di dunia ini. ( Bangsa – Bangsa Predator )

0 komentar:

Posting Komentar